Riyadh – Arab Saudi yang selama ini lebih dikenal sebagai negara konservatif mulai memberi sejumlah kelonggaran. Tak terkecuali bagi kaum perermpuan yang kerap dipandang sebelah mata.
Selain semakin membuka diri untuk sektor pariwisata, perubahan sosial budaya pun terjadi secara besar-besaran di Arab Saudi. Saat ini perempuan di Arab Saudi boleh tinggal seorang diri tanpa didampingi oleh pria.
Perubahan itu juga mengakhiri aturan yang kerap dikritik oleh para pegiat hak asasi manusia di seluruh dunia. Kabar itu diinformasikan oleh media Gulf News, terkait kebebasan yang kini diraih oleh kaum perempuan di sana.
Dilansir The Independent, Senin (14/6/2021) perkembangan itu muncul setelah Kerajaan Arab Saudi mengabulkan amandemen yang mengizinkan wanita untuk tinggal di akomodasi terpisah. Sebelumnya, Pemerintah Arab Saudi memang mewajibkan wanita untuk tinggal di bawah pengawasan kaum pria.
“Seorang perempuan dewasa memiliki hak untuk memilih di mana dia tinggal. Pengawas perempuan (pria) hanya bisa melaporkannya apabila ia memiliki bukti, kalau sang perempuan itu telah melakukan kejahatan,” demikian bunyi aturan terbaru tersebut.
Aturan baru yang lebih memberi kebebasan bagi kaum hawa di Arab Saudi tersebut menjadi kelanjutan dari perkembangan serupa di tahun 2019. Saat itu pemerintah mengizinkan seorang wanita untuk bepergian ke luar negeri tanpa didampingi pengawas.
Di bawah Kerajaan Arab Saudi, sebelumnya wanita memang harus selalu didampingi oleh sosok pria yang diberi tanggung jawab. Dalam hal ini adalah ayah atau suami hingga anak laki-laki lainnya.
Hanya lewat hukum baru di tahun 2019, warga Arab Saudi dapat memohon paspor untuk bepergian. Selain itu, orang di atas umur 21 tahun diperbolehkan untuk bepergian tanpa perlu meminta izin lebih dulu.
Aturan yang membebaskan kaum hawa Arab Saudi itu lahir dari sejumlah tuntutan. Salah satunya terkait seorang wanita bernama Mariam Al Otaibi (32), yang dituntut oleh keluarganya setelah memilih bepergian dan tinggal seorang diri di tahun 2020 lalu.
Padahal, Mariam melakukan hal itu untuk menghindari ayah dan saudara lelakinya, yang kerap melakukan penganiayaan terhadapnya. Kasus yang dialami Mariam hanya menjadi salah satu dari sekian kasus lain, yang menimpa kaum perempuan di Arab Saudi. (Jr.)**
.
Discussion about this post