Tamil Nadu – Kepala Staf Pertahanan India Jenderal Bipin Rawat termasuk di antara 13 orang yang tewas, dalam kecelakaan helikopter Rabu kemarin waktun setempat.
Dilansir TheGuardian, Kamis 9 Desember 2021 imbas dari kecelakaan itu menimbulkan pertanyaan besar, seputar masa depan perubahan militer yang dipimpinnya.
Rawat merupakan kepala staf pertahanan pertama India, posisi yang ditetapkan pemerintah pada 2019 dan dipandang dekat dengan Perdana Menteri Narendra Modi.
Pria berusia 63 tahun itu bepergian dengan istri dan perwira senior lainnya dengan helikopter Mi-17 buatan Rusia. Heli itu jatuh di dekat tujuannya di negara bagian Tamil Nadu selatan.
Menurut Modi, Rawat adalah seorang prajurit yang luar biasa dan “patriot sejati” yang telah membantu memodernisasi angkatan bersenjata negara itu.
“Kepergiannya membuat saya sangat sedih,” kata perdana menteri itu. Ia menambahkan, India tidak akan pernah melupakan pengabdiannya yang luar biasa selama ini.
Sementara itu analis dan penulis strategis pertahanan Brahma Chellaney mencuit, kematian Rawat tidak mungkin terjadi pada waktu yang lebih buruk ketika agresi perbatasan Cina dengan India selama 20 bulan telah menghasilkan situasi seperti perang di sepanjang front Himalaya.
Rekaman kecelakaan menunjukkan kerumunan orang yang mencoba memadamkan bangkai helikopter yang berapi dengan air. Sementara sekelompok tentara membawa salah satu penumpang pergi dengan tandu.
Rawat sedang menuju ke Defense Services Staff College (DSSC), untuk berbicara dengan mahasiswa di pangkalan angkatan udara Sulur dekat Coimbatore.
Helikopter itu jatuh sekigtar enam mil (10 km) dari jalan utama terdekat, sehingga memaksa pekerja darurat melakukan perjalanan ke lokasi kecelakaan, kata seorang petugas pemadam kebakaran.
Seorang saksi di lokasi kejadian mengatakan, dia melihat penumpang jatuh dari helikopter sebelum kecelakaan dan satu orang merangkak keluar dari reruntuhan.
Rawat adalah panglima dari 1,3 juta tentara dari 2017 hingga 2019, sebelum diangkat menjadi Kepala Staf Pertahanan. Menurut para analis, hal itu untuk meningkatkan koordinasi antara tentara, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.**
.
Discussion about this post