Bandung – Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan jembatan gantung baru yang diberi nama “Simpay Asih” di Kabupaten Bandung, pada Selasa kemarin.
Jembatan Gantung Simpay Asih yang diresmikan tersebut merupakan penghubung antar Desa Resmitinggal Kecamatan Kertasari dan Desa Sukarame Kecamatan Pacet.
Ridwan Kamil berharap, Jembatan Gantung Simpay Asih ini bisa semakin meningkatkan geliat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di dua desa di Kecamatan Kertasari dan Pacet tersebut, serta umumnya pada kawasan lain di sekitarnya.
Ia pun menceritakan, sebelumnya jembatan gantung lama terbuat dari bambu dengan ketinggian yang rendah, sehingga rentan tersapu arus deras air sungai.
Yang namanya jembatan gantung itu menyambungkan ekonomi yang tadinya jembatan bambu banyak yang roboh kesapu air.
Dibangun lagi, kesapu air lagi. “Kini Insya Allah dengan elevasinya lebih tinggi, sehingga potensi air sungainya lebih sedikit, sehingga ini akan lebih permanen,” katanya dikutip dari laman Pemprov Jabar.
Emil juga meminta pemerintah desa setempat untuk mengedukasi dan menyosialisasikan cara merawat Jembatan Gantung Simpay Asih tersebut.
Salah satunya yakni mengenai kapasitas orang yang melintas dalam satu waktu yang bersamaan.
“Diedukasi nyeberangnya jangan terlalu banyak, pelan-pelan berdua, agar infrastrukturnya tidak membahayakan karena memang jembatan gantung ada goyangan di tengah,” katanya.
Ia optimis, jembatan gantung itu bisa menjadi destinasi wisata baru di desa setempat. Terlebih pemandangan yang disuguhkan dari jembatan gantung itu pun sangat indah dan memesona.
“Bisa lihat, 360 derajat indahnya luar biasa. Ini mahal sekali keindahan yang Allah ciptakan ke tanah di sini. Tentunya orang-orang kota yang ingin (healing), wisata, ini merupakan potensi yang besar tinggal nanti ada (kepala desa) carikan rumah yang bisa dikonversi menjadi tempat wisatawan. Ini pasti akan menjadi tempat favorit,” tegas Emil.
Ia menjelaskan, pembangunan jembatan gantung tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan Yayasan Buddha Tzu Chi.
“Dana yang dikeluarkan senilai Rp 600 juta. Jembatan ini memiliki panjang 70 meter dengan lebar 1,2 meter. Makanya terbatas, tapi motor bisa lewat asal pelan kecuali motor besar,” katanya.
“Atas kebaikan itu kami doakan semoga orang-orang baik di Yayasan Buddha Tzu Chi selalu hidupnya diberi keberkahan dan keselamatan dan doa dari warga”.
la juga berpesan agar warga sekitar atau pengunjung nantinya bisa merawat jembatan gantung itu dengan baik.
“Salah satu kelemahan kita susah merawat. Makanya, titip setelah peresmian dirawat, dicat lagi kalau pudar, kalau terlihat ada karat diperbaiki, kalau ada engsel mau longgar dikencangkan,” lanjutnya.***
Discussion about this post