Bandung – Sejumlah daerah seperti wilayah Jakarta dan Jawa Barat diguyur hujan sepanjang hari, pada Sabtu kemarin. Kondisi itu disebabkan masih aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan.
Hal Itulah yang menjadi penyebab terjadinya hujan di sejumlah wilayah, meski masih musim kemarau seperti sekarang ini.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Meteorologi pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto dalam keterangannya seperti dilansir Antara.
Fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan itu, antara lain fenomena La Nina yang pada Juli ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah.
“Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum, khususnya di atmosfer Indonesia,” katanya.
Selain La Nina kata Guswanto, fenomena Dipole Mode di wilayah Samudera Hindia juga menunjukkan indeks yang cukup berpengaruh, dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.
Sementara dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif, dan pembentukan awan hujan
Di antaranya MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.
“Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat, juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah itu,” katanya.
Hal itu pula didukung dengan anomali suhu muka laut positif, yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer.
Ia memprakirakan, curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia selama sepekan ke depan (16 – 23 Juli 2022), meski telah memasuki musim kemarau.
Meski saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, karena adanya fenomena atmosfer itu memicu terjadinya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
BMKG memprediksi, potensi hujan untuk periode sepekan ke depan (16 – 23 Juli 2022) dengan intensitas sedang – lebat dapat terjadi di beberapa wilayah.
Antara lain wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat serta Papua.
Hujan intensitas ringan hingga sedang masih dapat terjadi di beberapa wilayah seperti Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta.
Selain itu DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan.
“Untuk wilayah Jabodetabek masih perlu diwaspadai potensi hujan sedang – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di pada siang hingga sore hari, terutama di wilayah barat, timur dan selatan,” tegas Guswanto.
Ia menghimbau, masyarakat untuk mewaspadai terhadap kemungkinan adanya potensi hujan yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang.
Mengenai musim kemarau, Guswanto pun mewanti-wanti agar masyarakat waspada terhadap dampak kekeringan.
“Hemat dan gunakan air secara bijak, agar dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama,” katanya. ***
Discussion about this post