Bandung – Konferensi Internasional Urban 20 dan Forum Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) yang berlangsung di Kota Bandung menghasilkan sedikitnya enam poin rekomendasi.
konferensi internasional MUFPP tersebut berlangsung di Kota Bandung, pada 3 Agustus hingga 4 Agustus.
Rekomendasi tersebut bakal disampaikan melalui Gubernur Jabar Ridwan Kamil, pada konferensi utama Presidensi G20 di Bali.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar, rekomendasi yang merupakan hasil kesepakatan konferensi Urban 20 itu bakal termasuk bagian penting pada major meetings.
“Mulanya, kami berinisiatif mengusulkan isu pangan sebagai salah satu bahasan pada major meetings. Kami bersyukur, iniasisi itu bersambut, isu pangan telah menjadi bagian agenda pembahasan major meetings,” kata Gin Gin, yang dikutip Jumat 5 Agustus 2022.
Konferensi internasional dengan usungan tema Meningkatkan Ketahanan Pangan Kota dan Menciptakan Future Work melalui Urban Farming yang Berbasis Budaya dan Teknologi itu, termasuk dalam rangkaian Urban 20.
Sejumlah perwakilan kota di Asia Pasifik, Uni Eropa, MUFPP bersepakat memunculkan rekomendasi.
Poin yang menjadi rekomendasi, yakni berbagai pihak mesti memperhatikan keadilan akses dan distribusi pangan, penguatan kolaborasi antarpihak guna memastikan ketahanan pangan secara individu, lokal, nasional dan global.
Selain itu, percepatan pembangunan dan penyebaran program untuk generasi muda di sektor pertanian pada perkotaan maupun pinggiran kota, peningkatan dukungan dalam pengembangan kebijakan pangan terutama pertanian perkotaan.
Juga mendorong partisipasi kota-kota lain di Asia Pasifik dan kawasan global lainnya untuk bergabung dengan Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) berikut mengambil peran, dalam memperbaiki sistem pangan perkotaan masing-masing.
Ketahanan pangan kota kata Gin Gin, sangat penting bagi Kota Bandung meski tidak tampak. Sebelum hadir Buruan SAE, 96,47 persen kebutuhan pangan Kota Bandung berasal dari luar daerah.
“Bagi masyarakat, mungkin tak menyadari hal tersebut, mengingat suplai pangan selalu melimpah di pasar-pasar,” katanya.
Pada perspektif lebih luas, ketahanan pangan menyangkut urusan negara. Dari informasi, terdapat sekitar 20 negara terancam bangkrut, di antaranya karena faktor ketahanan pangan.
“Lantaran hal itu ketahanan pangan sangat penting. Untuk di Kota Bandung, kami terus menjaga kontinuitas dan meluaskan gerakan Buruan SAE,” tegas Gin Gin.
Sementara itu, Head of MUFPP Secretariat Filippo Gavazzeni menyebutkan, ketahanan pangan kota merupakan salah satu isu internasional.
Filippo mengapresiasi, Kota Bandung sudah memperhatikan isu tersebut. Antara lain dengan menjalankan program Buruan SAE.
Keberlanjutan Buruan SAE kata Filippo, harus terjaga. Sebab menurutnya, Buruan SAE sangat memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
Bahkan, pihaknya siap menunjukkan upaya Kota Bandung membangun ketahanan pangan kota ke masyarakat internasional, terutama 215 kota yang menandatangani Pakta Milan.
“Kami terus mengampanyekan kepada dunia akan isu ketahanan pangan, termasuk saat G20 tahun berikutnya,” kata Filippo.
Sementara itu, akademisi dari Universitas Katolik Parahyangan Pius Sugeng Prasetyo menyatakan, keterlibatan masyarakat merupakan hal fundamental dalam membangun ketahanan pangan kota.
Bersamaan dengan hal itu Pius menyatakan, perlu terjalin kolaborasi antarpihak dan komitmen pemerintah.
“Kami mengajak perguruan tinggi lain untuk bersama mengampanyekan kepedulian akan isu pangan. Bahkan, idealnya itu berjalan sejak tingkat pendidikan paling awal, seperti PAUD,” kata Pius.
Konferensi internasional memiliki empat tujuan penting, yakni menguatkan kesadaran bersama terhadap permasalahan ketimpangan akses pangan sehat yang terjadi di beberapa belahan dunia.
Selain itu mendorong generasi muda untuk peduli dan terlibat dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan kota.
Konferensi itu juga bertujuan mendorong komitmen bersama negara-negara anggota G20 dan anggota Milan Pact, untuk melakukan urban farming dan pengurangan limbah makanan.
Selain itu konferensi Urban 20 bertujuan memperkuat jaringan dan kolaborasi skala nasional maupun internasional, dalam mewujudkan kota cerdas pangan (food smart city).***
Discussion about this post