Mogadishu – Serangan bom yang diklaim dilakukan oleh kelompok teror Al-Shabaab terjadi di Hotel Hayat Mogadishu Somalia, pada Jumat malam waktu setempat.
Sedikitnya 21 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 100 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan bom tersebut.
Ahmed Abdi, dokter di Rumah Sakit Madina menyatakan korban tewas kemungkinan masih bertambah. Apalagi, jumlah korban luka dan kritis juga terus meningkat.
Ia mengatakan, rumah sakit itu juga masih menerima jasad para korban, dan lebih banyak orang yang terluka terus berdatangan ke rumah sakit tersebut.
Diketahui, Rumah Sakit Madina merupakan satu dari dua rumah sakit besar di Mogadishu. Sebagian besar korban penyerangan itu pun dibawa ke sana.
Sementara itu Mayor Polisi Yasin Haji menyatakan, setidaknya ada 50 orang terluka di lokasi. Para pria bersenjata yang diduga berasal dari kelompok teror Al-Shabaab itu menyandera dan menembak dari dalam ke arah pasukan keamanan.
Mereka memperlambat operasi untuk merebut kembali kendali hotel. “Kami butuh lebih dari 24 jam untuk mengakhiri pengepungan teroris di Hotel Hayat karena penyerang menyandera warga sipil dan menggunakannya sebagai perisai manusia,” katanya.
“Kami membersihkan lantai pertama dan atas. Namun mereka masih berada di lantai dua,” kata Haji sebagaimana dilansir CNN.
Mayor Polisi Farah Hussein mengkonfirmasi, pasukan keamanan Somalia telah memasuki gedung Hotel Hayat dan mendapatkan kembali sebagian besar kendali dari orang-orang bersenjata.
Diketahui, daerah tersebut termasuk kawasan yang sering dikunjungi oleh para anggota parlemen dan pejabat pemerintah.
Dua pejabat keamanan termasuk kepala intelijen Mogadishu Muhidin Mohamed terluka dalam serangan tersebut. Namun, detailnya tetap tidak jelas, saat pengepungan berlanjut.
Kelompok teroris yang terkait dengan Al Qaeda, Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs online milik mereka.
Kelompok tersebut mengatakan, para pejuangnya berhasil mengambil alih hotel setelah meledakkan jalan. ***
Discussion about this post