Pangandaran – Sejumlah pantai di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat sempat diterjang gelombang pasang, pada Selasa lalu. Naiknya air laut itu di luar prediksi peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Sedikitnya ada tiga titik yang sempat diterjang gelombang pasang. Yakni di Pantai Batuhiu pukul 09.00 WIB, Pantai Legokjawa pada 10.00 WIB dan Pantai Pamugaran sekitar pukul 11.00 WIB.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran Kustiman dalam keterangannya menyatakan, ketinggian gelombang di Pantai Pangandaran mencapai 4 – 6 meter.
“Hal itu di luar prediksi BMKG,” katanya, Kamis 1 September 2022. Dengan gelombang setinggi itu, nelayan diimbau untuk berhati-hati saat melaut.
Imbauan itu pun telah disampaikan sejak awal Agustus 2022 lalu, lantaran cuaca yang memang sulit diprediksi. BMKG mengimbau, masyarakat yang akan berwisata untuk tetap waspada saat beraktivitas di pantai.
BMKG meminta agar masyarakat jangan berenang, mandi maupun berselancar, apalagi naik perahu demi keselamatan masing-masing.
Kondisi di Pantai Batuhiu saat diterjang gelombang pasang yang sempat meluber ke jalan. /dok. BPBD Kabupaten Pangandaran.*
Gelombang pasang itu pun ternyata tidak hanya tinggi, tapi juga melewati batas pantai dan mencapai jalanan, khususnya di kawasan Pantai Batuhiu. Posisi jalan itu memang berada di dekat Pantai Batuhiu.
Menurut Kustiman, gelombang pasang itu berdampak pada kerusakan sederet warung makan di tepian pantai. “Tidak parah hanya airnya membawa banyak sampah dan merusak beberapa bagian bangunan,” katanya.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran Nana Suryana mengatakan, saat ini memang sedang memasuki musim pancaroba.
Gelombang pasang yang terjadi diakibatkan oleh musim tersebut. “Ini fenomena biasa di Pangandaran, sedang pancaroba,” katanya.
Ia mengatakan, gelombang pasang dengan intensitas besar maupun kecil biasa terjadi setiap tahun saat memasuki musim Pancaroba di Pantai Pangandaran. “Ya, bukan sesuatu yang baru. Warga pun beratifitas seperti biasa,” katanya.
Sejauh ini, kondisi air laut pasang masih terlihat meski sudah mulai surut, pada Rabu kemarin. Namun, tidak terlalu tinggi karena memang angin di pinggir pantai tidak terlalu kencang, sehingga tidak timbul gelombang tinggi.
Jembatan terputus
Sebelumnya jembatan kayu yang merupakan penghubung jalan menuju Desa Legokjawa dan Desa Masawah terputus, akibat diterjang gelombang pasang di sepanjang pantai Pangandaran.
Kasat Polairud Pangandaran AKP Sugianto, membenarkan putusnya jembatan kayu sepanjang 15 meter yang menjadi jalan penghubung warga Legokjawa ke Desa Masawah Pantai Madasari tersebut.
Gelombang pasang yang menerjang kawasan objek wisata Batuhiu Pangandaran. /dok. Twitter @pangandaranism_*
“Jalan kayu buatan tersebut sebetulnya merupakan jembatan sementara sebelum dibangun jembatan baru,” kata Sugianto dalam keterangannya, Selasa 30 Agustus 2022.
Menurutnya jembatan utama penghubung Desa Masawah Pantai Madasari ke Legokjawa sedang dalam pembangunan. Untuk mempermudah aktivitas warga dari dua desa itu menggunakan jembatan buatan (sementara).
Ia menyatakan, jembatan kayu itu sudah digunakan warga Legokjawa dalam beberapa bulan. Namun ambruk seketika oleh gelombang pasang air laut di musim pancaroba ini.
“Lokasi jembatan itu tepatnya berada di samping Pacuan Kuda Pantai Legokjawa,” katanya.
Akibatnya, aktivitas warga terhambat karena masyarakat Desa Legokjawa harus memutar ke Jalan Raya Cimerak hingga ke Desa Masawah.
“Jalan tersebut berjarak sekitar 10 kilometer dengan menggunakan sepeda motor dalam waktu sekitar 22 menit,” tegas Sugianto.
Ia mengimbau, masyarakat untuk waspada karena tingginya ombak. “Saya imbau warga untuk waspada jika melakukan aktivitas di tepi pantai, karena ombak sewaktu-waktu bisa datang,” lanjutnya.***
Discussion about this post