Bandung – PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) meningkatkan kerja sama dengan Airbus, dalam memproduksi komponen aerostruktur helikopter dan pesawat militer. Hal itu tertuang lewat penandatanganan MoU kedua perusahaan.
Dalam kerja sama produksi Airbus akan melibatkan anak usahanya Airbus Defence and Space dan Airbus Helicopters dengan PTDI, untuk mengembangkan bisnis produksi komponen aerostruktur.
Kedua pihak akan mengembangkan peta jalan strategis yang mengedepankan daya saing masing-masing, serta dukungannya untuk ekosistem penerbangan di Indonesia.
Airbus akan mendukung PTDI di bidang yang berkaitan dengan perencanaan sumber daya dan jadwal, serta dukungan teknis dan manajemen.
“Airbus adalah mitra strategis kuat yang dapat berkontribusi terhadap transformasi PTDI untuk menjadi pemain utama dalam industri penerbangan di kawasan ini,” kata Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dalam keterangan tertulis, Rabu 7 September 2022.
Presiden Airbus Asia-Pacific Anand Stanley menyatakan, pihaknya dan PTDI telah menjalin hubungan kerja sama yang panjang sejak tahun 1976. Dimulai dengan lisensi untuk memproduksi pesawat taktis NC212 dan helikopter NBO-105.
“Airbus berkomitmen untuk mempertahankan posisinya sebagai mitra terbesar Indonesia dalam industri penerbangan. Kami berharap dapat terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan PTDI,” kata Stanley.
Saat ini, Airbus adalah produsen terdepan segmen helikopter di Indonesia dengan sekitar 150 helikopter aktif, yang digunakan oleh lebih dari 30 operator Indonesia.
Angka itu mencakup sepertiga dari total pasar Indonesia, yang armadanya terdiri dari helikopter bermesin tunggal, bermesin ganda hingga yang lebih besar seperti model H225M terbaru.
Sementara itu, pemerintah Indonesia adalah pengguna utama pesawat militer Airbus, terutama pesawat angkut seperti C295. Saat ini, ada 11 C295 yang beroperasi bersama Angkatan Udara Indonesia dan kepolisian Indonesia.
Pada November 2021 lalu, Kementerian Pertahanan telah memesan dua unit A400M. Dengan kemampuan angkut yang besar, pesawat multiperan itu akan berperan penting.
Khususnya dalam berbagai misi termasuk terjun payung, transportasi kargo berat dan misi evakuasi. Kementerian Pertahanan juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI), untuk pembelian empat A400M tambahan di masa depan.***
Discussion about this post