Bandung – Dalam rangka percepatan ekonomi pascapandemi, berbagai produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Bandung berupaya memperluas pemasaran.
Salah satu upayanya melalui kolaborasi menampilan produk UMKM yang digagas Dekranasda Kabupaten Bandung Barat, Sabtu 15 Oktober 2022.
Ketua Dekranasda Kota Bandung Yunimar Mulyana menyambut baik kolaborasi tersebut. Kolaborasi antar-dekranasda sangat diperlukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Pihak Bandung Barat bekerja sama dengan Hotel Mercure menampilkan produk UMKM se-Bandung Raya. Yakni dari Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Cimahi. Cakupannya ada produk craft, kuliner dan fesyen,” kata Yunimar.
Ia menyatakan, seluruh pemasaran produk UMKM di sini dikelola oleh Tlatah Nusantara, tim pemasaran UMKM yang dibentuk Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Barat.
Inovasi pameran di hotel menjadi langkah baik untuk memperluas pasar produk UMKM, yang selama ini masih kesulitan dalam memperluas jaringan.
“Ini sangat membantu pelaku usaha bisa berpameran. Pemkot Bandung juga sering melakukan pameran di mal. Saat ini mereka memiliki kesempatan lebih luas merambah ke hotel,” katanya.
Ketua Dekranasda Bandung Barat, Sonya Fatmala menyatakan, Tlatah Nusantara merupakan wadah yang dibentuk untuk mengembangkan produk UMKM khususnya di Bandung Barat.
“Meski ini forum dari Bandung Barat, untuk bisa sukses kami tidak bisa sendirian. Kami pun berkolaborasi dengan empat wilayah, salah satunya Dekranasda Kota Bandung,” katanya.
Sonya mengharapkan, langkah itu semoga bisa menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan ekonomi khususnya di Bandung Barat.
Menanggapi hal itu, Ketua Dekranasda Jabar Atalia Praratya Kamil mengaku membutuhkan suntikan semangat muda seperti ini untuk menciptakan ide baru.
Dengan demikian bisa menjadi jembatan untuk membuka ruang kreativitas para UMKM.
“Kita sempat alami distrupsi yang luar biasa. Para pelaku UMKM bingung bagaimana cara untuk menggeliatkan diri kembali. Mudah-mudahan makin banyak ruang kreatif seperti pasar kreatif dan hotel untuk menguatkan para UMKM,” kata Atalia.
Salah satu produk UMKM Kota Bandung yang ikut terlibat adalah Hasan Batik. Staf perajin Hasan Batik Bandung Syifa mengatakan, produk tersebut merupakan batik colet.
“Prosesnya dicap dulu pakai lilin, setelah itu dicelup muda agar kainnya berwarna. Ditambah lagi cap dengan lilin untuk layer keduanya. Baru setelah itu dicolet atau dilukis,” beber Syifa.
“Setelah itu batik yang sudah selesai dicolet, ditutup lagi menggunakan lilin agar warnanya terlindungi. Lalu dicelup lagi agar lebih pekat warna kainnya. Kemudian lilinnya dibersihkan hingga yang muncul warna asli dari hasil colet,” katanya.
Syifa mengakui, semasa pandemi pesanan batik makin berkurang. “Ada yang pesan baju, sarung bantal, taplak meja dan hiasan dinding. Kalau bikin sarung bantal bisa jadi sehari,” katanya.
Senada dengan Syifa Owner Bonami, Thesa menceritakan caranya untuk tetap bangkit setelah pandemi.
Produk yang ia buat craft handmade, berupa aksesoris dan home decore dengan bahan dari kawat, batu alam serta ada tali dan kulit juga.
“Sekarang saya lagi bikin hiasan dinding balon udara, hanya belum beres pakai tapestri,” kata Thesa.
Dalam membuat produk handmade, ia mengaku sangat tergantung dengan mood. Satu pieces home decore bisa jadi 2 hingga 3 hari. “Kalau kecil-kecil itu bisa jadi banyak dalam sehari,” ucapnya.
Selama ini, ia berjualan lewat instagram, atau ikut berpameran di mal melalui Dekranasda Kota Bandung.
Semasa pancemi Covid-19, dalam sebulan minimal ia memperoleh Rp 1 juta. Itupun tanpa promosi karena semuanya ia kerjakan sendiri.
“UMKM itu susahnya di pemasaran, apalagi tempat untuk jualannya. Kalau mal ke mal itu mahal banget. Makanya saya dan teman-teman mennyewa satu booth dipakai untuk 10 orang,” tegasnya.
Thesa pun merasa sangat terbantu dengan adanya kolaborasi Dekranasda tersebut. Sebab, ia jadi lebih fokus mengurus produksi.
“Kalau ada media seperti ini lebih menyenangkan, pasarnya lebih jelas. Bersyukur banget kalau ada tempat yang mau menampung,” lanjutnya.
“Di sini kita cuma taruh barang, tim Tlatah yang memasarkannya, sehingga kami fokus untuk proses produksi,” tambahnya.***
Discussion about this post