Bandung – Gubernur Jabar Ridwan Kamil menepis isu pemindahan Ibukota Provinsi Jabar ke Tegalluar. Emil menegaskan, yang bakal dipindahkan bukan ibukota, tapi pusat pemerintahan.
Menurutnya, pusat pemerintahan itu bakal disatukan dengan pusat pertumbuhan ekonomi anyar di kawasan Tegalluar Kabupaten Bandung.
Ia mengingatkan hal itu masih dalam bentuk wacana. Bukan pemindahan ibukota, tapi wacana penyatuan pusat pemerintahan.
“Jadi jangan gunakan sebutan ibukota karena itu jelas berbeda,” kata Ridwan Kamil dalam keterangannya, 15 Oktober 2022.
Emil mengatakan, ibukota Jabar tetap di Kota Bandung. Namun, pusat pemerintahannya diwacanakan bakal berkumpul di tiga kawasan yang dinilai potensial, yakni Tegalluar, Walini dan Kertajati.
“Jadi Ibukota Jabar tetap Bandung, tapi pusat pemerintahan kantornya berkumpul di tiga kawasan potensial itu, yakni Tegalluar karena pusat pertumbuhan, Walini dan Kertajati,” tegasnya.
Tegalluar memang dinilai paling potensial. Kawasan ini merupakan titik akhir pemberhentian Kereta Cepat Jakarta – Bandung.
Tegalluar juga dinilai strategis karena jadi simpul beberapa ruas jalan tol dan pusat ekonomi lainnya.
Potensi Tegalluar bagus karena simpulnya di situ, hendak ke Cisumdawu di situ, ke Jakarta, Tol Cigatas (Cileunyi – Garut – Tasikmalaya), kereta cepat juga di situ.
“Jadi kawasan ini sangat strategis. Dari situ ke Stadion GBLA juga tinggal menyeberang, ke Masjid Al Jabbar cuma lima menit,” katanya.
Ia mencontohkan, Ibukota Malaysia yaitu Kuala Lumpur, tapi pusat pemerintahannya berkumpul di Putrajaya. “Seperti Malaysia, ibu kotanya tetap Kuala Lumpur, pusat pemerintahannya berkumpul di Putrajaya,” lanjutnya.
Namun demikian, wacana pemindahan pusat pemerintahan Jabar tersebut perlu dikaji lebih dalam dan mendapat persetujuan dari berbagai pihak.
“Ini belum diputuskan, hanya kemarin Pak Presiden menanyakan, saya jawab belum pasti karena harus dimusyawarahkan dulu,” kata Emil.***
Discussion about this post