Bandung – Pemicu gempa magnitudo 5,6 pada Senin siang yang berpusat di 10 km arah barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yakni Sesar Cimandiri.
Getaran gempa tersebut terasa hingga ke wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, seperti Bogor, Sukabumi, Bandung hingga Depok. Titik gempa Cianjur berada di 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam keterangannya menyatakan, gempa itu diduga akibat dari pergerakan Sesar Cimandiri.
“Gempa diduga pergerakan dari Sesar Cimandiri, yang bergerak kembali,” katanya.
Sesar itu sendiri merupakan suatu rekahan pada batuan di mana bagian yang dipisahkan akan bergerak kepada satu sama lainnya.
Pada umumnya, sesar dapat terbentuk akibat adanya gaya pada batuan sehingga batuan tidak mampu lagi untuk menahannya.
Jurnal Universitas Padjadjaran (Unpad) pada Desember 2017 menyebutkan, ada enam struktur sesar regional di wilayah Jawa Barat.
Di antaranya Sesar Cimandiri, Sesar Cipeles, Sesar Baribis, Sesar Lembang, Sesar Palabuhanratu serta Sesar Citanduy. Sedangkan Sesar Cimandiri adalah sesar besar yang memanjang dari Teluk Palabuhanratu hingga sekitar Padalarang.
Jika ada pengaktifan gaya geologi di sekitar Teluk Palabuhanratu atau Jabar Selatan, maka sesar ini kerap menjadi media penerus gaya guncangan gempa.
Sesar Cimandiri disebut sebagai sesar tua yang terbentuk selama berlangsungnya orogenesa tahap dua, tepatnya pada waktu Akhir Eosen Tengah.
“Sesar itu terus aktif hingga menyebabkan terbentuknya tinggian purba antara Lembah Ciletuh dan Lembah Cimandiri,” demikian menurut jurnal Tektonik Sesar Cimandiri Jawa Barat yang ditulis Iyan Haryanto, Johanes Hutabarat, Adjat Sudradjat, Nisa Nurul Ilmi dan Edy Sunardi dari Fakultas Teknik Geologi Unpad
Sementara prosiding geoteknologi LIPI berjudul Deformasi Kerak Bumi Segmen-Segmen Sesar Cimandiri yang ditulis Eddy Zulkarnaini Gaffar menyebutkan, Sesar Cimandiri terbagi atas beberapa segmen mulai dari Palabuhanratu sampai Padalarang.
Segmen itu dapat diamati sebagai lembah sungai yang berarah hampir timur-barat dan membelok ke arah timur laut mulai dari Cibeber ke arah timur.
Pergerakan Sesar Cimandiri juga pernah mengakibatkan gempa di wilayah lainnya. Sesar Cimandiri merupakan sesar aktif di Jawa Barat dengan arah orientasi timur laut barat daya.
Dijelaskan dalam Repository Universitas Gadjah Mada (UGM), karakteristik Sesar Cimandiri masih menjadi perdebatan ahli kebumian hingga kini.
Cara mengidentifikasi karakteristik seperti letak, jenis serta arah orientasi dari Sesar Cimandiri, yakni dengan metode geofisika seperti metode analisis Second Horizontal Derivative (SHD) data gravitasi, analisis seismisitas dan mekanisme fokus gempa bumi wilayah itu.
Segmen sesar Cimandiri tersebut adalah segmen sesar :
1. Cimandiri Pelabuhan Ratu-Citarik
2. Citarik Cadasmalang
3. Ciceureum-Cirampo
4. Cirampo-Pangleseran
5. Pangleseran-Cibeber
6. Beberapa segmen Cibeber sampai Padalarang
7. Segmen Padalarang -Tangkuban Perahu
Gempa bumi besar yang telah terjadi akibat sesar Cimandiri :
– Gempa Pelabuhan Ratu (1900)
– Gempa Padalarang (1910)
– Gempa Conggeang (1948)
– Gempa Tanjungsari (1972)
– Gempa Cibadak (1973)
– Gempa Gandasoli (1982)
– Gempa Sukabumi (2001).***
Discussion about this post