Kuala Lumpur – Wisatawan Cina mengaku diperas oleh oknum petugas bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA) yang nilainya mencapai Rp 57 juta, viral di media sosial.
Pada awalnya wisatawan perempuan yang tidak disebutkan identitasnya itu tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, pada Kamis pekan lalu.
Setibanya di Kuala Lumpur, tiba-tiba saja tanpa alasan yang jelas perempuan Cina itu digelandang oleh ‘oknum’ petugas Imigrasi Malaysia.
Dikutip dari channelnewsasia, Selasa 4 Juli 2023 perempuan itu dilaporkan dikurung di sebuah ruangan dan dipaksa membayar sejumlah uang untuk pembebasannya.
Jumlah uang yang diminta petugas Imigrasi itu mencapai 18.000 Ringgit Malaysia, atau setara dengan sekitar Rp 57 juta. Karena kendala bahasa, perempuan itu pun hanya bisa pasrah.
Rinciannya, 12.000 Ringgit (setara Rp 38,6 juta) untuk biaya pembuatan visa, 3.000 Ringgit (sekitar Rp 9,6 juta) untuk tiket pulang kembali ke Cina, 3.000 Ringgit lagi untuk biaya masuk kembali ke Malaysia.
Kasus pemerasan terhadap wisatawan Cina itu dibenarkan oleh Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia, Datuk Seri Tiong King Sing.
Tiong pun turun tangan dan langsung untuk menangani kasus tersebut. Menurutnya, insiden itu upaya terang-terangan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan petugas Imigrasi Malaysia.
Ia mengklaim, petugas imigrasi kedapatan menyita ponsel perempuan tersebut, yang mana itu bukan termasuk wewenang mereka.
Ponsel perempuan itu dilaporkan berisi catatan rinci tentang tiket pesawat pulang pergi dan penginapan hotel selama di Malaysia.
Alhasil, tidak ada satu pun yang melanggar peraturan imigrasi. Kasus itu pun ramai diberitakan media di Malaysia.
Insiden tersebut telah memicu kemarahan di kalangan netizen Malaysia. Mereka menuntut agar sanksi tegas diberikan kepada petugas imigrasi yang terlibat.
Namun, Menteri Tiong juga dikritik karena melakukan intervensi terhadap kasus itu. Tiong dikabarkan datang langsung ke KLIA untuk membebaskan wisatawan Cina yang ditahan petugas imigrasi itu.
Tiong sendiri membantah keras atas tuduhan yang membantu wisatawan perempuan tersebut, karena memiliki ras yang sama.
Ia menyatakan, pihaknya akan mendukung petugas imigrasi jika mereka ternyata mengikuti prosedur dan peraturan yang berlaku. ***
Discussion about this post