Bandung – Pemerintah Kabupaten Bandung menargetkan 28 sekolah lanjutan tingkat pertama atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) baru pada tahun 2024.
Menurut Bupati Bandung Dadang Supriatna, hal itu untuk menutupi kebutuhan sekolah baru di tingkat SMP di Kabupaten Bandung, yakni sebanyak 48 unit.
“Dari kebutuhan 48 unit sekolah baru, pemerintah daerah menganggarkan 28 unit SMP baru. Insya Allah 28 unit SMP baru bakal hadir tahun depan,” kata Dadang, Selasa 11 Juli 2023.
Ia mengatakan, pihaknya sengaja tidak membangun seluruh kebutuhan sekolah, untuk mengajak masyarakat turut terlibat.
“Sisanya, memberikan kesempatan kepada teman-teman yang bergerak dalam bidang pendidikan atau yayasan, untuk mendirikan sekolah SMP baru,” katanya.
Penambahan sekolah baru kata Dadang, adalah salah satu usaha Kabupaten Bandung untuk meningkatkan indikator pendidikan, sebagai salah satu aspek dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Pasalnya, dalam IPM Kabupaten Bandung indikator daya beli dan kesehatan masyarakat sangat meningkat signifikan.
Namun dalam indikator pendidikan masih rendah, dalam konteks tidak begitu signifikan di mana rata-rata lama belajar masyarakat Kabupaten Bandung masih rendah.
“Sekitar dua sampai tiga tahun lalu rata-rata lama sekolah hanya 8,8 tahun, jadi sangat memprihatinkan. Saya punya mimpi besar bagaimana rata-rata lama sekolah berbanding lurus dengan harapan lama sekolah masyarakat,” katanya.
Sementara harapan lama sekolah Kabupaten Bandung sudah mencapai 12,9 tahun. “Oleh karena itu, kita lakukan berbagai upaya,” tegas Dadang.
Selain membangun sekolah, sebagai usaha untuk meningkatkan indikator pendidikan menurut Dadang, pihaknya membuat program dan bekerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Hal itu untuk memfasilitasi sedikitnya 50.000 orang masyarakat Kabupaten Bandung, yang belum memiliki ijazah SD, SMP dan SLTA guna mengikuti pendidikan paket A, B dan C.
Untuk tahun 2023 ada sebanyak 7.312 peserta warga belajar dari 75 lembaga pendidikan di lingkungan PKBM se-Kabupaten Bandung, yang telah lulus mengikuti pendidikan paket A, paket B dan paket C.
Dari 7.312 peserta warga belajar tersebut, paket C sebanyak 4.747 peserta warga belajar, paket B sebanyak 2.016 peserta warga belajar dan paket A sebanyak 509 peserta warga belajar.
Dadang berharap, kepada warga belajar pendidikan kesetaraan yang sudah mendapatkan ijazah, untuk menindaklanjuti pendidikan sampai perguruan tinggi.
“Saya berharap warga belajar yang sudah mendapatkan paket A, B dan C pada hari ini untuk terus melanjutkan semangat belajar,” lanjutnya.
Usaha lain untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Bandung, melalui program dukungan biaya bagi siswa kurang mampu yang berprestasi bernama Beasiswa Ti Bupati (Besti).
“Program Besti untuk masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki prestasi dan kelebihan, tetapi secara ekonomi perlu mendapatkan bantuan,” tambahnya.
Nenurutnya, animo mayarakat terhadap program Besti cukup tinggi. Ketika dua tahun dirinya menjabat Bupati Bandung, tahun pertama sudah ada sekitar 1.500 orang yang mendaftar, dan tahun kedua sekitar 1.800 orang yang mendaftar program.
“Mereka calon mahasiswa yang daftar melalui program Besti. Alhamdulillah rata-rata lama sekolah Kabupaten Bandung yang asalnya 8,8 tahun, saat ini sudah meningkat menjadi 9,2 tahun,” katanya.
Berbagai usaha itu lanjut Dadang, adalah sebagai langkah menjalankan tanggung jawab pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Saya terus fokus untuk melakukan berbagai langkah dan inovasi untuk meningkatkan harapan rata-rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Bandung,” katanya.
“Saya berpesan pada semua siswa agar tetap semangat dan terus belajar untuk menambah ilmu dan memanfaatkan ijazah yang sudah dimiliki, guna menjadi orang yang sukses di masa datang,” tambahnya. ***
Discussion about this post