Bandung – Massa orangtua siswa lakukan demo di depan kantor Dinas Pendidikan (Disdik) di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Bandung, Kamis 20 Juli 2023 siang.
Mereka memprotes proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Bandung, yang dinilai penuh kecurangan.
Massa telah berkumpul sejak pukul 10.00 WIB. Sekitar pukul 11.00 WIB, koordinator massa berdiskusi dengan pejabat Disdik.
Mereka membawa tulisan tangan, yang salah satunya terlihat ‘Apa kabar Kadisdik?? Rakyatmu butuh keadilan’.
Koordinator Aksi sekaligus Ketua FMPP Kota Bandung Hengky Siagian, menyatakan kekecewaannya terhadap Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Pasalnya, banyaknya siswa dan siswi afirmasi yang belum sekolah dengan menerima banyak alasan dari pihak sekolah, yang salah satu alasannya kuota penuh.
“Padahal, kami mengirimkan data itu dari sejak dibukanya jalur 1. Namun buktinya, sampai sekarang anak kami belum bisa sekolah, belum lagi persoalan pendaftaran lewat zonasi yang sama kacau,” katanya.
Hal itu terbukti, banyak orangtua siswa yang kecewa dengan sistem tersebut. Meski jarak antara rumah ke sekolah hanya 500 meter, ternyata nggak bisa masuk dengan alasan nggak masuk zonasi.
Dalam demo tersebut menyampaikan tiga tuntutan kepada pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Kota Bandung :
– Kami meminta agar Wali Kota Bandung memeriksa seluruh siswa titipan dan rombel yang ada di sekolah yang dibuka, baik online maupun offline;
– Cabut semua siswa siswi titipan dewan atau anggota legislatif, karena pendidikan bukan ajang kampanye partai ataupun caleg;
– Segera akomodir rakyat miskin untuk bisa bersekolah secara gratis, karena mereka juga mempunyai hak yang sama untuk mengenyam pendidikan.
Menurut ibu-ibu pendemo, mereka merasa sistem zonasi tahun ini dipenuhi dengan kecurangan.
Ada sejumlah nama yang berhasil masuk ke sekolah negeri, padahal menurutnya jarak antara rumahnya dan sekolah tidak terlalu dekat.
“Ada yang bisa keterima rumahnya itu dianggap zonasinya dekat, padahal rumah dia ngelewatin rumah saya. Tapi jarak rumah saya dianggap lebih jauh,” katanya.
Sudah jadi rahasia umum kalau sekolah tersebut bisa beli bangku, di harga sekitar Rp 5 – 10 juta, untuk mengamankan kursi.
Ibu lainnya mengungkap, sekolah itu buat siapa saja tapi sampai saat ini anaknya belum dapat sekolah.
Kemarin pilih dua sekolah itu semua sudah full, terlempar zonasinya. Padahal, tidak ada lagi sekolah yang lebih dekat.
Massa yang sebagian besar terdiri atas ibu-ibu tersebut dikoordinasi oleh Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Jawa Barat.
Koordinator sekaligus Ketua Umum FMPP Illa Setyawati keluar dari kantor Disdik Kota Bandung setelah berdiskusi dengan pihak Disdik, sekitar pukul 12.00 WIB.
“Alhamdulillah sudah membuahkan hasil, tadi kami diterima oleh Sekretaris Dinas (Sekdis) Pak Tantan dan Ketua Panitia PPDB Pak Edy, anaknya yang SMP belum sekolah akan didata,” kata Illa.
“Jadi anak SMA yang belum sekolah sudah ter-handle datanya,” lanjutnya. ***
Discussion about this post