Bandung – Supermoon atau fenomena Bulan Purnama Super kedua di tahun ini terjadi pada 1 Agustus 2023. Fenomena Supermoon itu disebut dengan fenomena Sturgeon Moon atau Bulan Sturgeon.
Dua fenomena Supermoon yang terjadi pada Agustus 2023 ini. Yakni Sturgeon Moon yang puncaknya terjadi pada Selasa 1 Agustus 2023. Lalu akan muncul Blue Moon pada 30 Agustus 2023.
Situs Almanac menyatakan, fenomena Supermoon pertama tahun ini sebelumnya telah berlangsung pada 3 Juli lalu.
Lalu dua fenomena Supermoon akan terjadi di bulan Agustus ini. Sedangkan fenomena Supermoon terakhir dari seri ini, akan terjadi pada 29 September.
Sementara itu akun resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan, fenomena Supermoon 1 Agustus 2023 di dunia dapat diamati di Indonesia.
Yakni tepatnya pada hari Rabu 2 Agustus 2023 dinihari. Tepatnya pada pukul 01.31 WIB atau 02.31 Wita atau 03.31 WIT.
BRIN menjelaskan, cara melihat fenomena Supermoon cukup dengan mengarahkan pandangan mata ke arah bulan.
Fenomena Supermoon bisa diamati dengan mata telanjang tanpa bantuan alat optik apapun, kecuali jika ingin mengabadikannya dalam bentuk foto atau video.
Fenomena Supermoon pada 2023 ini terjadi empat kali. Space melansir, fenomena Supermoon pertama di tahun ini terjadi pada Senin 3 Juli 2023 lalu.
Selanjutnya, fenomena Supermoon terjadi pada bulan Agustus dua kali dan terakhir pada September 2023.
Rincian jadwal Supermoon tahun 2023, Buck Moon pada 3 Juli 2023, Sturgeon Moon pada 1 Agustus 2023, Blue Moon 30 Agustus 2023 dan Harvest Moon pada 29 September 2023.
Berdasarkan keterangan dalam situs Space, Supermoon adalah fenomena Bulan Purnama yang terjadi ketika jarak Bulan berada lebih dekat dengan Bumi.
Oleh karena itu, ketika terjadi Supermoon maka Bulan akan terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Fenomena Supermoon atau Bulan Purnama Super itu dapat menyebabkan 30 persen kecerahan bulan, dan peningkatan 14 persen pada cakram bulan seperti yang terlihat dari Bumi.
Namun perbedaan itu biasanya tidak terlihat dengan mata telanjang, kecuali seseorang memperhatikan betul keberadaan Bulan setiap malam.
Penyebab terjadinya fenomena Supermoon karena orbit Bulan mengelilingi Bumi tidak membentuk lingkaran yang sempurna.
Hal itu sebagai akibat dari pengaruh gravitasi Bumi. Orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips, tampak seperti lingkaran memanjang atau oval.
Hal tersebut berarti ada saat-saat dalam orbit 27 hari Bulan yang lebih dekat ke Bumi, dan lebih jauh di lain waktu. Supermoon terjadi saat Bulan berada dalam fase Bulan Purnama dari siklus lunar 29,5 hari dan berada di Perigee. ***
Discussion about this post