Bandung – Setiap keluarga berperan penting dalam menjaga kesehatan. Namun jika sistem keluarga tidak memiliki pondasi yang kokoh, kemungkinan terjadinya pergeseran nilai kolektif menjadi individualistik.
Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna saat memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Kota Bandung di Plaza Balaikota Bandung, Sabtu kemarin.
Ema menjelaskan, peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Kota Bandung kali ini, utamanya dengan pencegahan stunting yang menjadi perhatian utama di dalam keluarga.
“Misalnya anggota keluarga sibuk dengan gawainya dan sebagian lainnya dengan pekerjaan atau aktivitas lain yang kurang produktif, sehingga lupa dengan kewajiban keluarga,” katanya dikutip dari laman bandung.go.id, Minggu 24 Juli 2022.
Dengan kondisi itu katanya, kemungkinan bisa membuat anggota keluarga yang kehilangan arah menjadi telantar, karena kekurangan gizi bahkan stunting.
“Stunting disebabkan karena kekurangan gizi, yang menjadi penyebab kondisi gagal tumbuh pada balita,” tegas Ema.
Berdasarkan data, angka stunting di Kota Bandung mengalami penurunan pada tahun 2021, yakni sebesar 1,34 persen dibandingkan dengan 2020 atau berkurang 9.567 menjadi 7.568 balita.
Ema menyatakan, persoalan itu harus menjadi perhatian serius pada keluarga karena menyangkut masa depan.
Oleh karena itu, peringatan Harganas menjadi penguatan komitmen membangun keluarga sehat dan berkualitas sesuai dengan tema “Ayo Cegah Stunting agar Keluarga Bebas Stunting”.
Ema mengakui, Pemkot Bandung terus mendorong peran keluarga melalui intervensi sesuai kewenangannya. Termasuk memfasilitasi 10 program pokok PKK, terutama terkait dengan pangan kesehatan.
“Pencegahan stunting melalui penguatan keluarga bukan hanya kuantitatif, tetapi juga target kualitatif. Yakni memelihara budaya gotong royong dalam mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera,” katanya.***
Discussion about this post