Jakarta – Teknologi tata kelola air tradisional menjadi salah satu hal yang akan diperkenalkan Indonesia sebagai tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 Mei mendatang.
Direktur Jenderal Kerja sama Multilateral Kemlu RI Tri Tharyat mengatakan, langkah itu sebagai wujud diplomasi air (hydro-diplomacy) Indonesia, untuk menekankan pentingnya menjaga sumber daya air pada dunia.
“Dalam agenda tersebut, kita ingin berbagi mengenai nilai-nilai tradisional terutama yang dimiliki Bali,” kata
Tri Tharyat dalam konferensi pers daring mengenai WWF ke-10 di Jakarta, Senin 29 April 2024.
Misalnya, dalam penanganan air Subak, yang telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO
Selain kearifan lokal Subak kata Tri, Indonesia turut memperkenalkan upacara tradisional pemurnian air Bali kepada para peserta WWF ke-10.
Dengan demikian, hal itu dapat memperkaya khazanah dalam tata kelola air dan pengairan.
“Nanti akan ada acara di mana semua peserta akan diundang untuk mengikuti upacara Hindu Bali, terkait pemurnian air yang tentunya akan menarik untuk diikuti,” katanya.
Selain teknologi tata kelola air tradisional ia menyebutkan, Indonesia juga akan memanfaatkan momentum WWF ke-10 untuk berbagi praktik.
Khususnya tentang ketahanan sumber daya air kepada komunitas internasional, yang salah satunya terkait manajemen lahan basah.
“Melalui kerja sama dengan konvensi yang menangani lahan basah, kita akan menyelenggarakan beberapa kegiatan terkait isu lahan basah (di WWF ke-10),” tegas Tri.
Indonesia berkomitmen berbagi pengetahuan terkait tata kelola air dan penanganan masalah air, kepada komunitas internasional melalui WWF ke-10.
Indonesia juga mengusulkan pendirian center of excellence untuk ketahanan air dan iklim, yang akan memacu proses berbagi pengetahuan tersebut.
World Water Forum ke-10 akan diselenggarakan di Bali pada 18 hingga 25 Mei 2024. WWF merupakan forum air global yang diadakan setiap tiga tahun sekali.
WWF ke-10 akan difokuskan membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation).
Selain itu ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters). ***
Discussion about this post