Mekah – Puncak ibadah haji dimulai dengan prosesi Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) yang dilaksanakan mulai Selasa 27 Juni hingga 1 Juli 2023.
Cuaca saat itu diperkirakan mencapai 44 derajat Celsius di siang hari. Oleh karena itu, jamaah perlu mewaspadai terjadinya heatstroke saat Armuzna.
Kepala KKHI Madinah dr. Tri Atmaja sebagai pelaksana pos kesehatan (Poskes) utama di Mina menyampaikan, kondisi heatstroke perlu diwaspadai para jamaah haji, terutama Lansia saat berada di Armuzna.
“Jemaah haji perlu mewaspadai heatstroke terutama saat wukuf di Arafah dan di Mina, untuk lontar jamrah selama tiga hari,” katanya.
Atma menjelaskan, strategi penanganan heatstroke di Mina, yang paling penting yakni dengan penanganan segera.
Oleh karena itu saat jamaah haji melaksanakan prosesi lontar jamrah di Mina, telah disiagakan tenaga kesehatan yang akan disebar di jalur menuju jamarat.
Suasana suhu panas di sekitar masjid Nabawi Madinah. *
“Hal terpenting dalam penanganan heatstroke adalah penemuan kasus yang cepat dan penanganan sesegara mungkin, sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut,” tegas Atma.
Selain itu, penanganan heatstroke dilaksanakan juga di Poskes utama Mina.
Penanganan yang dilakukan pada jamaah heatstroke, yakni dengan menempatkan di ruangan berpendingin, melepaskan pakaian yang tebal, lalu dilakukan rehidrasi dengan cairan infus.
Namun penurunan suhu tubuh tersebut tidak bisa berlangsung cepat, sehingga selama proses rehidrasi bisa dibantu dengan kompres es batu atau handuk dingin di sela-sela tubuh.
Metode tersebut akan digunakan untuk membantu menurunkan panas tubuh lebih cepat.
“Untuk kasus heatstroke yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, akan dirujuk ke rumah sakit Mina Al-Wadi,” lanjutnya. ***
Discussion about this post